Sudah lama Indonesia berada dalam darurat narkoba. Bukan hanya orang dewasa, bahkan kini remaja dan anak-anak pun sudah kenal dan menggunakan narkoba. Para pengguna mungkin tak tahu akibat mengerikan dari konsumsi narkoba terhadap tubuh mereka. Cek apa saja efek buruk dari mengkonsumi narkoba berikut ini.
Kecanduan
Efek narkotika yang paling dirasakan yaitu dapat menyebabkan pengguna kecanduan. Hanya saja harus dimengerti bila tak setiap pengguna yang mengkonsumsi narkoba pasti mengalami kecanduan. Sepanjang bahan adiktif berbahaya dalam narkotika belum merusak sel-sel otak maka pengguna tak mengalami kecanduan. Kerusakan sel otak tersebut lah yang menyebabkan kecanduan sekaligus bisa memicu efek merugikan dari narkoba yang lain. Keadaan tersebut pun akan mengakibatkan pengguna susah menyudahi konsumsi narkoba. Sekalipun pengguna sudah berupaya kuat untuk mengakhiri pemakaian zat haram itu. Sel-sel otak menghasilkan beraneka macam zat yang dinamakan neurotransmitter. Zat tersebut aktif di sambungan sel saraf satu dengan lainnya yang dinamakan sinapsis. Beberapa jenis neurotransmitter tersebut serupa dengan narkoba. Seluruh zat psikoaktif bisa merubah perilaku, emosi dan pikiran penggunanya dengan mempengaruhi neurotransmitter. Neurotransmitter paling menentukan dalam munculnya kecanduan yaitu dopamin.
Oleh karena itu pusat rehabilitasi narkoba Jakarta sangat dibutuhkan guna memulihkan kondisi korban pennyalah guna.
Efek ke Emosi
Berhubung konsumsi narkoba bisa mempengaruhi fungsi otak, maka zat ini dapat mengubah kondisi emosi, cara berpikir, kesadaran maupun perilaku penggunanya. Karena itu narkoba dinamakan zat psikoaktif. Ditemukan berbagai efek narkoba ke otak misalnya mengganggu fungsi otak atau depresansia. Kondisi tersebut bisa melemahkan kesadaran yang akibatnya adalah muncul perasaan mengantuk. Narkoba jenis itu misalnya kelompok opioida antara lain morfin, candu, heroin, petidin, obat penenang MG dan alkohol. Bahan narkotika mempengaruhi area otak dengan tugas mengelola emosi yang dinamakan sistem limbus. Hipotalamus yang merupakan pusat kenikmatan di otak merupakan salah satu bagian dari sistem limbus itu.
Kemampuan Otak Menurun
Akibat dari terganggunya sel-sel saraf otak maka bisa menimbulkan penurunan daya ingat atau malah hilang ingatan. Fenomena tersebut disebabkan senyawa asam gamma-hidroksibutirat atau rohypnol bisa membuat efek sedatif alias mengantuk, perilaku berubah, terganggunya sistem koordinasi tubuh, bingung sampai menurunnya daya ingat pengguna.
Keseimbangan Tubuh Hilang
Narkoba bisa berdampak pada saraf otak maupun organ keseimbangan dalam saluran telinga. Dengan begitu tubuh akan menderita masalah keseimbangan. Kejadian tadi lantaran otak juga berfungsi melakukan pengaturan gerakan tubuh. Sehingga pecandu narkoba tak diijinkan untuk membawa kendaraan sendiri.
Memforsir Kerja Otak
Narkotika pun bisa mengakibatkan otak bekerja dengan berlebihan. Efek narkoba itu kerap dinamakan stimulan. Efek yang ditimbulkan adalah perasaan fresh dan bersemangat, penuh percaya diri, serta interaksi dengan orang lain akrab. Hanya saja, hal tersebut dapat mengakibatkan pengguna tak dapat tidur, cemas, jantung berdegup kencang serta tekanan darah pun naik. Narkoba dengan efek stimulan diantaranya ekstasi, amfetamin, sabu, kokain, termasuk pula nikotin yang terkandung dalam rokok.
Menyebabkan halusinasi
Ditemukan juga narkotika yang mengakibatkan penggunanya senang berkhayal. Efek tersebut dinamakan halusinogen. Narkoba dengan efek itu diantaranya LSD dan ganja. Ganja memicu bermacam efek, diantaranya persepsi atas ruang dan waktu yang salah serta daya khayal tinggi. Halusinasi pastinya akan mengakibatkan pecandu narkoba sulit beraktivitas normal, bersekolah karena sulit berkonsentrasi. Akibat tersebut umumnya dialami ketika mengkonsumsi narkoba lalu beberapa jam sesudahnya. Pecandu narkoba sering sulit untuk konsentrasi dan juga membuat keputusan yang tepat.
Gangguan jantung
Penyalahgunaan narkoba bisa mengakibatkan frekuensi detak jantung yang meningkat, ritme jantung tak teratur, pembuluh darah menyempit, sekaligus tekanan darah meninggi. Keadaan tersebut bisa memperbesar potensi munculnya permasalahan sirkulasi darah menuju otot jantung sehingga akibatnya adalah terjadinya serangan jantung yang bisa saja berakibat fatal.